Sulawesinetwork.com – Linimasa media sosial kembali diramaikan dengan perdebatan sengit antarnegara, kali ini melibatkan industri perfilman.
Sebuah cuplikan video yang menampilkan dua wanita diduga asal Malaysia menyerukan pemboikotan film Indonesia di Negeri Jiran, lantaran merasa karya film Malaysia "diblokir halus" dan tidak laku di pasar Indonesia.
Video yang diunggah akun Instagram @nyinyir_update pada Rabu, 16 Juli 2025, menunjukkan kedua wanita tersebut dengan nada lantang dan penuh emosi.
"Untuk kita masuk berperang, jadi perjuangan ini salah satu cara kita untuk kembali menggemilangkan karya-karya kita di Indonesia," tutur salah satu wanita dalam video tersebut.
Mereka menduga film-film produksi Malaysia tidak diberi ruang yang cukup di Indonesia, terbukti dari pencapaian jumlah penonton yang sangat minim. "Jadi strategi harus mantap," ujarnya.
Unggahan yang telah disukai lebih dari 8.000 pengguna ini sontak menuai berbagai tanggapan dari warganet Indonesia.
Baca Juga: Bus Trans Sulsel Layani Masyarakat Pagi hingga Malam, Gratis Sampai Desember 2025
Bukannya ikut tersulut emosi, sebagian besar netizen justru memberikan respons yang menggelitik, menyinggung tayangan kartun favorit asal Malaysia yang justru sangat populer di Tanah Air: Upin-Ipin dan Boboiboy.
"Tapi di sini Upin-Ipin sama Boboiboy masih jadi favorit anak aku," tutur netizen dengan akun @enggarpradipta, menyiratkan bahwa tidak semua produk hiburan Malaysia ditolak di Indonesia.
Bahkan, banyak netizen Indonesia yang secara terang-terangan mengaku senang atas kehadiran kartun Upin-Ipin di televisi Indonesia dan menjadi tontonan favorit anak-anak mereka.
Baca Juga: Puri Agung Negara: Menjelajahi Jejak Kerajaan Jembrana di Balik Pesona Arsitektur Kolonial Belanda
"Upin-Ipin dari TK sampai anak aku kelas 5 SD di rumah selalu diputar, setiap hari," ujar netizen dengan akun @windafitriyah567.
Senada, warganet lain melalui akun @aliefah.tyas menambahkan, "Upin-Ipin aja sudah kaya minum obat, sehari tiga kali, dan itu selalu jadi favorit aku dan anakku."