Suasana menjadi lebih hangat dan emosional ketika Endang Pratiwi, cucu Margono Djojohadikusumo dari ibu Miniati, tampil memberikan kesaksian pribadi.
Ia mengungkapkan bahwa semangat nasionalisme dan kemandirian ekonomi yang diwariskan sang kakek tetap hidup dalam nilai-nilai keluarga.
“Eyang selalu berkata bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang berdiri di atas kakinya sendiri. Prinsip itu menjadi warisan paling berharga bagi kami,” ucap Endang.
Baca Juga: Gubernur Andi Sudirman Temui Dirjen SDA KemenPU, Usulkan Percepatan Irigasi Sulsel
Endang bahkan sempat menyanyikan bait lagu kesukaan Margono berjudul “Cant Help Falling in Love” yang dipopulerkan Elvis Presley.
“...Wise men say, Only fools rush in, But I can't help falling in love with you. Ini lagu kesukaan eyang,” kata Endang dengan mata berkaca-kaca, menambah sentuhan personal pada acara tersebut.
Acara yang dihadiri berbagai kalangan—mulai dari akademisi, mahasiswa, pegiat sejarah, hingga komunitas literasi—berlangsung khidmat dan interaktif.
Baca Juga: Optimisme Jokowi: PSI Masuk Senayan di Pemilu 2029 Bukan Target, Tapi Keharusan
Para peserta antusias mengikuti diskusi dan bertanya seputar isi buku serta konteks sejarah pendirian BNI sebagai bank nasional pertama Republik Indonesia.
Menurut Iqbal Irsyad, bedah buku ini merupakan bagian dari upaya memperluas literasi sejarah dan ekonomi bangsa, sekaligus penghormatan terhadap tokoh-tokoh pendiri republik yang kontribusinya kerap terabaikan dalam arus besar sejarah nasional.(*)