ragam

Sir Arthur Conan Doyle, Pencipta Sosok Sherlock Holmes Detektif Jenius yang Tak Lekang oleh Waktu

Rabu, 13 Agustus 2025 | 12:25 WIB
Sir Arthur Conan Doyle, penulis buku detektif terbaik sepanjang masa berjudul “Sherlock Holmes”. (X.com/BoylanRoger)

Sulawesinetwork.com - Sherlock Holmes salah satu tokoh detektif cerdas nan jenius yang diidentikan dengan penciptanya Sir Arthur Conan Doyle.

Sir Arthur Conan Doyle yang merupakan penulis terkenal di dunia itu menciptakan karakter lebih dari satu abad yang lalu masih hidup di hati para pembacanya hingga hari ini.

Selain Sherlock Holmes, Doyle menulis beragam karya, mulai dari novel fiksi, non-fiksi, hingga kumpulan puisi. Beberapa karyanya yang terkenal di luar Holmes antara lain The Mystery of Cloomber (1889), The Stark Munro Letters (1895), dan The Great Boer War (1900).

Baca Juga: DPRD Bulukumba Siapkan Agenda Paripurna Pidato Kenegaraan, Rapat Bamus Putuskan Perubahan Jadwal

Karya-karyanya menunjukkan, Doyle adalah sosok yang serba bisa. Ia mampu meramu kisah misteri yang membuat pembaca berpikir keras, sekaligus menulis narasi sejarah yang penuh nuansa.

Melalui goresan tinta, Doyle juga meninggalkan jejak pemikiran melalui kata-kata bijaknya. Salah satunya yang paling terkenal berbunyi:

"When you have eliminated all which is impossible, then whatever remains, however improbable, must be the truth. (Ketika Anda telah menghilangkan semua hal yang tidak mungkin, maka apa pun yang tersisa, betapapun tidak mungkinnya, pastilah kebenaran)" demikian kutipan dari sang penulis buku Sherlock Holmes.

Baca Juga: Pengambilalihan Tanah Rakyat yang Nganggur Cuma Bercanda, Menteri ATR Minta Maaf

Sekilas tentang kisah hidupnya, Doyle lahir dengan nama lengkap Sir Arthur Ignatius Conan Doyle pada 22 Mei 1859 di Edinburgh, Skotlandia.

Kehidupannya berakhir pada 7 Juli 1930 di Crowborough, Sussex, Inggris. Meski telah tiada, warisannya di dunia sastra tetap abadi.

Dari kecil, Doyle sudah akrab dengan seni dan sastra, meskipun ia awalnya menempuh jalur pendidikan yang jauh dari dunia menulis.

Baca Juga: Politikus Golkar Ini Akui Sulit Dapat Uang Halal sebagai Anggota DPR

Pendidikan formalnya dimulai di sekolah Jesuit di Lancashire, Inggris, selama 7 tahun pada 1868 silam. Doyle sempat menghabiskan satu tahun tambahan belajar di Feldkirch, Austria, sebelum kembali ke Edinburgh untuk melanjutkan pendidikannya.

Pengabdian Doyle tidak hanya di bidang sastra. Pada 1902, ia dianugerahi gelar bangsawan “Sir” berkat jasanya di bidang kemanusiaan, termasuk kontribusinya di rumah sakit Bloemfontein, Afrika Selatan, saat Perang Boer.

Halaman:

Tags

Terkini