pendidikan

Mahasiswa Psikologi UNM Gelar Psikoedukasi 'Remaja Berani Tolak Sentuhan Tidak Pantas' di SMA Negeri 9 Bulukumba

Kamis, 15 Mei 2025 | 19:12 WIB
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan kegiatan psikoedukasi bertajuk “Remaja Berani Tolak Sentuhan Tidak Pantas”

 

Sulawesinetwork.com - Dalam rangka meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahaya kekerasan dan pelecehan seksual, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan kegiatan psikoedukasi bertajuk “Remaja Berani Tolak Sentuhan Tidak Pantas” pada Kamis, 15 Mei 2025, di SMA Negeri 9 Bulukumba.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) dan menyasar para siswi kelas X sebagai peserta utama. Melalui pendekatan edukatif dan interaktif, para mahasiswa mengajak para peserta untuk mengenali berbagai bentuk sentuhan tidak pantas, memahami risiko, serta membangun keberanian untuk menolak secara asertif.

Menurut Salsabila Rahman, salah satu mahasiswa Psikologi UNM, kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari program kerja mereka dalam BKP, tetapi juga dilatarbelakangi oleh maraknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang tercatat di UPTD PPA Kabupaten Bulukumba.

Baca Juga: Gebrakan Pendidikan Bulukumba! PKK Turun Tangan Selamatkan Ribuan Anak Putus Sekolah

“Kami mengangkat tema ini karena berdasarkan data UPTD PPA, sebagian besar laporan yang masuk berkaitan dengan kekerasan seksual. Harapan kami, melalui psikoedukasi ini, remaja putri dapat lebih memahami batasan sentuhan dan cara melindungi diri dari tindakan yang tidak pantas,” jelas Salsabila.

Materi disampaikan dengan gaya yang komunikatif, mencakup presentasi visual, diskusi kelompok, hingga studi kasus yang relevan dengan kehidupan remaja sehari-hari. Pendekatan ini dirancang untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, partisipatif, dan bermakna bagi para peserta.

Lebih dari sekadar penyampaian informasi, kegiatan ini juga menekankan pentingnya solidaritas di antara remaja perempuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan saling mendukung. Kesadaran kolektif menjadi fondasi penting dalam membangun keberanian untuk melaporkan atau menyuarakan tindakan yang tidak sesuai.

Baca Juga: DPR Geruduk Menag Soal 8 Syarikah Haji: Bikin Kloter Kacau Balau, Jemaah Sengsara!

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak sekolah dan para peserta. Antusiasme siswi terlihat dari partisipasi aktif mereka selama sesi berlangsung, menunjukkan bahwa isu ini memang sangat relevan dan membutuhkan perhatian lebih.

Melalui psikoedukasi ini, diharapkan akan lahir generasi muda yang tidak hanya berani menolak sentuhan tidak pantas, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan dalam mencegah kekerasan seksual di lingkungan mereka. (*)

Tags

Terkini

20 PTS Terbaik Versi Webometrics 2025

Rabu, 6 Agustus 2025 | 09:50 WIB