Rhenald Kasali Bongkar 4 Dampak Krusial Merger Grab-GoTo: Lebih dari Sekadar Aplikasi!

photo author
- Kamis, 15 Mei 2025 | 15:35 WIB
Pengusaha sekaligus pengamat ekonomi, Rhenald Kasali.  (Foto : Instagram.com/@rhenald.kasali)
Pengusaha sekaligus pengamat ekonomi, Rhenald Kasali. (Foto : Instagram.com/@rhenald.kasali)

Sulawesinetwork.com - Isu potensi merger antara dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab (berbasis Singapura) dan GoTo (Indonesia), tengah menjadi perbincangan hangat di Tanah Air.

Lebih dari sekadar penggabungan dua aplikasi transportasi dan pengiriman, rencana ini memunculkan kekhawatiran dan pertanyaan mendasar terkait kepentingan nasional.

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) RI, Immanuel Ebenezer, sebelumnya telah menyuarakan kekhawatirannya terkait potensi aliran dana ke luar negeri yang meningkat jika GoTo "menyerah" ke Grab.

Baca Juga: Blak-blakan! Aldy Maldini Akui Keuangan 'Gali Lubang Tutup Lubang' Usai Rentetan Kontroversi

Senada dengan pandangan tersebut, pengusaha sekaligus pengamat ekonomi terkemuka, Rhenald Kasali, turut menyoroti implikasi mendalam dari potensi merger ini bagi Indonesia.

Melalui video terbarunya di kanal YouTube Rhenald Kasali yang tayang pada Kamis (15/5/2025), Rhenald mengupas tuntas empat poin krusial yang perlu menjadi perhatian utama terkait isu merger Grab-GoTo:

Baca Juga: Kontroversi Meme Mahasiswi ITB: Jokowi Angkat Bicara, Batas Demokrasi di Era Digital Dipertanyakan

  1. Kepentingan Ratusan Juta Rakyat Indonesia: Rhenald menekankan bahwa GoTo bukan hanya sekadar perusahaan, melainkan ekosistem digital raksasa yang menyentuh kehidupan mayoritas penduduk Indonesia. "Jangan lupa, GoTo ini menyangkut kepentingan banyak orang di Indonesia, karena marketnya lebih dari 200 juta orang, bahkan ada yang menyebut 270 juta, berarti kan hampir seluruh rakyat Indonesia ini," tegasnya.
  2. Dampak Luas pada Lapangan Kerja dan UMKM: Lebih lanjut, Rhenald menyoroti peran signifikan GoTo dalam menopang jutaan mata pencaharian dan bisnis skala kecil. "Sehingga kemudian, membangun digital ekosistem yang sangat luas, yang menyangkut sekitar 3,1 juta driver ojol terdaftar bersama dengan 20,1 juta pelaku usaha UMKM," jelasnya, menggambarkan betapa vitalnya GoTo bagi tulang punggung ekonomi kerakyatan.
  3. Taruhan Kebanggaan Nasional dan Kedaulatan Data: Rhenald tidak hanya melihat isu ini dari kacamata ekonomi semata, namun juga dari aspek kebanggaan nasional dan keamanan data. Ia mengisyaratkan potensi hilangnya aset digital strategis bangsa jika merger ini terealisasi. "Menyangkut kepentingan kebanggaan nasional, soal kepentingan data," ungkapnya dengan nada prihatin.
  4. Ancaman Jaring Pengaman Ekonomi Nasional: Terakhir, Rhenald mengingatkan bahwa GoTo saat ini berfungsi sebagai salah satu jaring pengaman ekonomi nasional, terutama bagi jutaan mitra pengemudi dan pelaku UMKM. Potensi perubahan model bisnis atau prioritas pasca-merger dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas ekonomi akar rumput. "Soal lapangan kerja, dan jaring pengaman ekonomi nasional," imbuhnya.

Baca Juga: Performa Ngebut, Baterai Tahan Lama! Nokia G310 5G dengan Snapdragon 480+ dan Baterai 5000mAh Hadir dengan 3 Kamera

Di akhir penjelasannya, Rhenald Kasali mempertanyakan peran negara dalam isu strategis ini.

"Bukankah dalam setiap hal yang menyangkut keempat hal strategis itu, negara biasanya turun tangan?" pungkasnya, menyiratkan harapan akan adanya intervensi pemerintah untuk melindungi kepentingan nasional di tengah isu merger raksasa teknologi ini.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sytha AR

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X