Sulawesinetwork.com - Menjamu Persik Kediri dipekan keenam BRI Liga 1 musim 2023-2024 di stadion Gelora BJ Habibie Parepare, Kamis, 3 Agustus 2023 kemarin menjadi catatan buruk bagi sang juara bertahan PSM Makassar.
Selain mengalami kekalahan 1-2 atas Macan Putih, Persik Kediri. Dipertandingan itu juga PSM Makassar tidak mendapat dukungan penuh dari ribuan suporternya disisi tribun stadion.
Ketidakhadiran ribuan suporter PSM Makassar itu akibat dampak dari aksi boikot yang dilakukan suporter yang tergabung dalam Aliansi Mattoanging.
Aksi boikot itu telah dilakukan ribuan suporter PSM Makassar sejak laga menjamu Persib Bandung di Stadion Gelora BJ Habibie, Sabtu 22 Juli 2023 lalu.
Aksi tersebut dilakukan Aliansi Mattoanging sebagai bentuk protes atas kebijakan manajemen PSM Makassar yang memutuskan menaikkan harga tiket pertandingan dan beberapa isu lainnya.
Dilaga menghadapi Persik Kediri, PSM Makassar harus mengalami kekalahan dan bahkan skuad Pasukan Ramang bermain dengan kondisi stadion sepi penonton.
Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian akan Diberi Gelar Adat, Ini Daftar Tokoh yang Pernah Dapat dari Ammatoa
Dalam pertandingan tersebut, Wiljan Pluim Cs bahkan kehilangan taji. Gol yang diciptakan pun bahkan hanya didapatkan dari titik putih yang di eksekusi Yuran Fernandes.
Dibabak kedua pertandingan tersebut, tim tamu Persik Kediri bahkan mampu mendominasi pertandingan dengan berbalik menciptakan dua gol hanya berselisih dua menit dari setiap gol.
Kapten PSM Makassar, Wiljan Pluim usai pertandingan menghadapi Persik Kediri menyampaikan rasa kecewanya karena bermain tanpa dukungan ribuan suporter disisi tribun.
Baca Juga: Cabjari Kajang Bulukumba Mulai Bidik Kolektor Didua Kecamatan Terkait Dugaan Penggelapan PBB
Berdasarkan informasi yang didapatkan, dilaga tersebut hanya dihadiri 1.862 penonton dari puluhan ribu penonton yang kerap memadati markas PSM Makassar musim ini.
Jumlah yang cukup minim itu menjadi catatan jumlah kehadiran penonton paling sedikit sepanjang pertandingan kandang yang dilakoni tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu.