Sulawesinetwork.com – Operasional penyelenggaraan ibadah haji 2025 resmi berakhir, ditandai dengan bertolaknya Kloter KJT 28 ke Tanah Air pada 10 Juli 2025.
Bersamaan dengan kepulangan jemaah, layanan Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Arab Saudi pun telah menghentikan operasinya, menutup lembaran panjang pengabdian di Tanah Suci.
Selama musim haji tahun ini, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah telah memberikan pelayanan vital, menangani 241 jemaah rawat inap dan rawat jalan.
Baca Juga: Jonathan Frizzy Resmi Ditahan dalam Kasus Liquid Vape Etomidate, Kondisi Medis Aman!
Tiga penyakit terbanyak yang menjadi fokus penanganan adalah pneumonia, hipertensi, dan diabetes melitus, mencerminkan tantangan kesehatan yang dihadapi jemaah lansia.
Namun, penyelenggaraan haji 2025 bukanlah tanpa rintangan. Pemerintah Arab Saudi memberlakukan banyak perubahan aturan, yang sempat menjadi kendala bagi tim medis Indonesia.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, mengungkapkan tantangan tersebut.
Baca Juga: Skandal Korupsi Chromebook Memanas: Kejagung Sasar GoTo dan Panggil Nadiem Makarim!
"Beradaptasi dengan kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi dengan informasi yang kurang jelas dari awal, di sini kita terkendala dalam bertugas," ujar dr. Imran, dikutip dari laman resmi Kemenkes.
Ia menjelaskan bahwa izin operasional KKHI terbatas hanya pada rawat jalan dan jumlah klinik sektor pun dibatasi.
Permasalahan izin operasional yang tersendat ini bahkan sempat membuat tim medis beberapa kali disidak oleh otoritas Arab Saudi.
Baca Juga: Lita Gading Tantang Balik Ahmad Dhani: Ini Bukan Negara Nenek Moyang Dia!
Sebuah kondisi yang menuntut adaptasi dan kesigapan luar biasa dari para petugas kesehatan.
Meskipun menghadapi berbagai kendala, ada kabar baik yang patut disyukuri. Dr. Imran melaporkan adanya penurunan jumlah jemaah haji yang wafat dibandingkan tahun sebelumnya.