Sulawesinetwork.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM), kembali menjadi sorotan.
Kali ini, ia secara terbuka menanggapi sebutan "gubernur konten" yang kerap disematkan padanya karena keaktifannya di media sosial.
Sindiran tersebut kembali mengemuka saat KDM membagikan uang senilai Rp25 juta kepada para siswa petugas upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2025 di Gedung Sate Bandung.
Baca Juga: Terjerat Hukum: Lesti Kejora Dilaporkan Polisi Atas Dugaan Pelanggaran Hak Cipta
"Saya kasih bonus untuk petugas upacara Rp25 juta untuk dibawa pulang ke rumahnya masing-masing," ucap Dedi dalam pidatonya.
"Duitnya dari Mana? Ngonten!"
Pertanyaan seputar sumber dana yang kerap ia bagikan kepada masyarakat juga tak luput dari sindiran "gubernur konten" ini. Dengan tegas, Dedi menjawab, "Saya selalu ditanya, duitnya dari mana? Ngonten!"
Baca Juga: Koperasi Merah Putih Bakal Jadi Agen Resmi LPG Subsidi dan Bansos, Harga Bisa Lebih Murah?
KDM mengaku tidak peduli dengan julukan tersebut. Baginya, menjadi "gubernur konten" jauh lebih baik daripada menjadi kepala daerah yang tidak produktif.
"Disebut gubernur konten, lebih baik jadi gubernur konten punya duit diberikan kepada rakyat, ketimbang jadi kepala daerah yang molor," terangnya.
Dedi bahkan melontarkan kritik pedas terhadap tipe kepala daerah yang ia hindari.
Baca Juga: Andi Amar Ma'ruf Sulaiman Gebrak Makassar: Pacu Jiwa Wirausaha Muda di Sektor Pertanian
"Daripada gubernur yang tidur, gubernur protokoler, gubernur ingin dihargai, gubernur menghabiskan anggaran jalan-jalan ke luar negeri, teu hayang teuing aing (tidak mau saya)," tandasnya.
Pernyataan Dedi Mulyadi ini menegaskan posisinya dalam memanfaatkan platform digital untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan, seperti yang ia klaim, juga menghasilkan pendapatan untuk berbagi.(*)