Sulawesinetwork.com - Garam dan micin (MSG) adalah dua bumbu dapur yang paling sering digunakan untuk menambah rasa gurih pada masakan.
Meskipun fungsinya mirip, keduanya memiliki kandungan dan dampak kesehatan yang berbeda.
Memahami perbedaan ini penting agar kita bisa memilih yang terbaik untuk tubuh.
Baca Juga: Bupati Bantaeng Uji Nurdin Pimpin Upacara Detik-Detik Proklamasi HUT RI ke-80
Garam mengandung natrium klorida (NaCl) yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan fungsi saraf.
Namun, kandungan natriumnya yang tinggi menjadi pedang bermata dua.
Konsumsi garam berlebihan adalah pemicu utama hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Baca Juga: RAPBN 2026: Pemerintah Gelontorkan Rp164,4 Triliun untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan kita untuk tidak mengonsumsi lebih dari 5 gram garam per hari—setara dengan satu sendok teh.
Micin atau monosodium glutamat (MSG) sering kali mendapat reputasi buruk, padahal kandungan natriumnya lebih rendah dibanding garam.
MSG menonjolkan rasa umami yang gurih dan alami, yang juga bisa ditemukan pada tomat, keju, atau daging.
Baca Juga: Viral, Diduga Perempuan Simpanan Pejabat Dikawal Polisi saat Hendak Nonton Konser Bikin Heboh
Badan Pangan dan Obat Amerika Serikat (FDA) telah menyatakan bahwa MSG aman dikonsumsi dalam batas wajar.
Meskipun beberapa orang mengaku sensitif terhadap MSG (mengalami sakit kepala atau sensasi panas), reaksi ini jarang terjadi dan tidak mengancam jiwa.