Sulawesinetwork.com - Sorotan publik tertuju pada uji klinis vaksin Tuberkulosis (TBC) M72, sebuah inisiatif global yang didanai oleh tokoh filantropi Bill Gates.
Indonesia mengambil peran sentral dalam upaya krusial ini, dengan ribuan warganya menjadi bagian dari uji klinis fase ketiga yang menentukan efektivitas vaksin.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, menegaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam uji klinis vaksin TBC M72 bukanlah keputusan sembarangan.
Baca Juga: Terobosan Pertahanan Negara: Wacana 'Jaksa Pertahanan' Sinergikan Kejaksaan dan TNI
Setelah melalui serangkaian evaluasi ketat dan mendalam oleh tim independen yang beranggotakan para profesor di bidang farmakologi, BPOM memberikan lampu hijau untuk pelaksanaannya di Tanah Air.
"Uji klinis ini sudah berjalan di berbagai negara, namun Indonesia merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi aktif dalam penemuan vaksin yang sangat dibutuhkan ini," ujar Taruna kepada awak media di Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).
"Izin uji klinis telah kami keluarkan dan sahkan berdasarkan landasan ilmiah yang kuat serta standar saintifik internasional."
Taruna menekankan betapa gentingnya penemuan vaksin TBC bagi Indonesia. Dengan lebih dari satu juta kasus, Indonesia kini menduduki peringkat kedua dunia dalam jumlah penderita TBC.
"Kondisi ini menuntut tindakan nyata dan partisipasi aktif dalam upaya global untuk memberantas TBC," tegasnya.
Lebih lanjut, Kepala BPOM mengungkapkan bahwa tim evaluator independen telah menguji secara seksama berbagai potensi efek dari vaksin yang didanai Bill Gates ini.
Baca Juga: Terobosan Bulukumba: Bupati Wajibkan Desa Bentuk Bank Sampah, DPRD Sambut Peluang Ekonomi Baru
"Setelah melalui tahapan evaluasi yang cermat, mereka merekomendasikan kepada BPOM bahwa vaksin ini memenuhi syarat untuk diuji klinis pada manusia. Keputusan ini diambil demi harapan kita bersama untuk memiliki vaksin TBC yang efektif," pungkas Taruna.
Keterlibatan Indonesia dalam uji klinis vaksin TBC M72 ini bukan hanya menjadi langkah maju dalam dunia kesehatan global, tetapi juga membawa harapan baru bagi jutaan masyarakat Indonesia yang rentan terhadap penyakit mematikan ini.