Sulawesinetwork.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Andi Sulthan Dg Radja Bulukumba terus meningkatkan kapasitan sumber daya demi meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Salah satu yang kembali dilakukan RSUD H Andi Sulthan Dg Radja yakni In House Training ” Medication Error (kesalahan pemberian obat)”.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pesien yang menjadi standar utama dalam meningkatkan pelayanan publik, terkhusus dengan dalam aspek kefarmasian.
Baca Juga: Tatap Sejumlah Kejuaraan Musim 2024, Azlansyah Thompo Siap Unjuk Gigi Bersama Timnya
Target utamanya adalah pencegahan medication error yang dapat terjadi dari proses peresepan, penyiapan hingga pemberian obat.
Oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk memperoleh tenaga kesehatan terlatih dan kompeten dalam melakukan proses penyiapan obat, khususnya kesediaan steril.
Ketua Pokja PKPO dan Kepala Instalasi Farmasi H Herman Muin, S.Apt mengatakan jika pelatihan ini bertujuan agar para petugas bisa meningkatkan mutu dan pengetahuan.
Baca Juga: Didaulat Jadi Ketua Dewan Kehormatan, Andi Utta: HIPMI Bulukumba Jangan Sekedar Nama
Semua petugas rumah sakit yang terlibat dalam pengobatan mendapatkan pengetahuan dan kesadaran bahwa pencegahan kesalahan pengobatan dapat dilakukan mulai dari proses peresepan.
"Serta penyiapan dan penyerahan obat kepada pasien dengan tujuan akhir keselamatan pasien," ungkapnya dilansir Sabtu, 16 Desember 2023.
H Safril, S.Kep.Ns,.M.Kes FISQUAL yang didaulat sebagai pemateri menyampaikan bahwa kemungkinan kesalahan pengobatan dapat terjadi pada 4 fase.
Baca Juga: Jelang Hari Juang TNI AD, Kodim 1411 Bulukumba Laksanakan Karya Bakti Bersih Sampah Plastik
Yaitu kesalahan peresepan (prescribing error), kesalahan penerjemahan resep (transcribing erorr), kesalahan menyiapkan dan meracik obat (dispensing erorr), dan kesalahan penyerahan obat kepada pasien (administration error).
Faktor yang paling sering mempengaruhi medication error adalah faktor individu, berupa persoalan pribadi, pengetahuan tentang obat yang kurang memadai, dan kesalahan perhitungan dosis obat.
"Kesalahan pada salah satu tahap akan menimbulkan kesalahan pada tahap selanjutnya," terangnya.