Nama Sulawesi diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa-bahasa di Sulawesi Tengah yaitu kata sula yang berarti nusa (pulau), dan kata mesi yang berarti besi (logam), yang mungkin merujuk pada praktik perdagangan bijih besi, hasil produksi tambang yang terdapat di sekitar Danau Matano, Sorowako, Luwu Timur.
Bassi sendiri adalah bahasa Bugis untuk "besi." Tapi, kata "sula" sulit ditemukan asalnya dalam bahasa lokal, mengingat sebutannya di lidah orang Bugis adalah "libukeng."
Dalam artikel ilmiah lain yang ditulis Wahyu Kusdyantono berjudul Terbentuknya Sulawesi, Alfred Russel Wallace dan Misteri Sulawesi yang Menghantuinya Selama 150 Tahun, di laman resmi Universitas Gajah Mada (UGM), kata Sulawesi juga memiliki makna besi dalam bahasa Jawa.
Sulawesi disebut merupakan penggabungan dua kata yaitu Sula dan Wesi.
Dalam bahasa Jawa, Sula berarti besi dan Wesi, juga bermakna besi.
Orang-orang tua (pakada tomatua) dulu menyebut, pada awalnya tidak ada pulau Sulawesi, yang ada hanyalah laut di antara dua pulau.
Namun kemudian dua pulau tersebut bertabrakan hingga membentuk pulau Sulawesi yang ada saat ini.
3. Nama 'Sulawesi' Akhirnya dipatenkan secara resmi setelah Indonesia Merdeka
Celebes banyak digunakan dalam peta dan catatan pelaut sejak abad ke-15.
Otoritas VOC dan pemerintah Hindia-Belanda juga menggunakan nama tersebut.
Tapi namanya diubah menjadi "Sulawesi" saat Jepang berkuasa dari tahun 1942 hingga 1945.
Setelah Indonesia merdeka, sebutan "Sulawesi" tetap digunakan.
Seluruh penerbitan dan media massa berbahasa asing tak lagi menggunakan istilah "Celebes" pada 1946, dan dipandang sebagai sebutan tak formal untuk pulau yang menyerupai huruf "k" tersebut.(*)