info-sulawesi

Jadi Tuan Rumah Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih, Kabupaten Bulukumba Memiliki Sejumlah Fakta Menarik

Kamis, 10 Agustus 2023 | 12:59 WIB
Butta Panrita Lopi adalah julukan yang diberikan kepada Kabupaten Bulukumba. (kemenparekraf.go.id)

Suku Kajang identik dengan kepercayaan yang sangat kuat, yang membedakannya dengan budaya- budaya lainnya, yakni bukan hanya soal berpakaian hitam- hitam setiap harinya, tetapi juga keyakinan mereka yang sangat kuat. Siapa saja yang memasuki kawasan adat tersebut, ditekankan untuk melepas alas kaki.

Selain itu, dianjurkan pula untuk memakai pakaian berwarna hitam dan tidak menggunakan kendaraan apapun.

Masyarakat Suku Kajang memang diikat aturan agar masyarakatnya bertutur kata baik.

Tidak mengeluarkan bahasa yang tidak sedap didengar. Kata Amma Toa, "Bahasa kotor dilarang. Kalau ada, didenda beli pakaian dua juta".

Masyarakat Suku Kajang juga dikenal dengan keterampilannya menenun.

Hal ini dijadikan sebagai sumber pendapatan masyarakatnya. Selain menenun, sumber penghasilan warga Suku Kajang adalah bertani dan berkebun.

Hasil pertanian dan perkebunan dijual di pasar-pasar tradisional di luar kawasan adat Suku Kajang.

5. Fakta Kapal Pinisi dari Bulukumba

Sejak dahulu, orang Bulukumba terkenal memiliki kemampuan membuat kapal pinisi.

Pusat kerajinan perahu pinisi terletak di Kelurahan Tana Beru, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba.

Hingga saat ini, Bulukumba masih dikenal sebagai produsen perahu pinisi, di mana para pengrajin tetap mempertahankan tradisi dalam pembuatan perahu tersebut.

Lamanya pembuatan sebuah perahu yaitu sekitar tiga hingga enam bulan.

Kadang-kadang lebih lama, tergantung dari kesiapan bahan dan musim.

Pembuatan perahu pinisi cukup unik, karena prosesnya memadukan keterampilan teknis dengan kekuatan magis.

Dimulai dengan pemilihan kayu, prosesnya tak bisa sembarangan, melainkan harus mengikuti hari baik yang ditetapkan.

Halaman:

Tags

Terkini