Setelah mendapatkan wahyu, mereka diminta untuk mencari tempat pemandian yang terbuat dari bambu di daerah Onto.
Baca Juga: Mayoritas AKPER, 10 Daftar Akademi Terbaik Tahun 2023 di Pulau Sulawesi. Adakah Kampus Incaranmu?
Bertemulah mereka dengan seorang lelaki yang sedang mandi dan mereka menyebutnya To Manurunga ri Onto.
Para Kare maminta Tomanurung untuk menjadi pemimpin dan Tomanurung ri Onto menyanggupinya.
Ketika Tomanurung ri Onto memandang ke segala arah, wilayah laut berubah menjadi daratan.
Baca Juga: Idul Adha 2023! 10 Ucapan Idul Adha Cocok Jadi Cantion Media Sosial
Selanjutnya, Para Kare dan Tomanurung ri Onto berangkat ke Gamacayya dan bernaung di bawah pohon.
Tomanurung ri Onto kemudian bertanya kepada para kare apa nama pohon tersebut. Kare Bisampole mengatakan bahwa pohon tersebut bernama Pohon Taeng sembari memandangi para Kare lainnya.
Para Kare menjawab “ba” yang menurut bahasa daerah setempat berarti membenarkan. Sejak saat itu, daerah ini disebut Bantaeng dari data "Ba" dan "Taeng".
Bantaeng juga dikenal dengan julukan “Butta Toa” , oleh sebab itu Bantaeng memiliki latar belakang sejarah yang sudah diketahui dimana telah terbentuk sejak tanggal 7 Desember 1254.
Butta toa (Tanah Tua) sudah ada sejak tahun 500 masehi dan tercatat dalam kitab negarakertagama dengan sebutan “buttaya ri bantayan”.(*)