Sulawesinetwork.com - Sebagian orang Bugis menyebutnya becce laung, sebagian lagi menamainya cakko-cakko. Namun warga Makassar mengenalnya dengan nama sakko-sakko, yang artinya tersedak.
Makanan ini termasuk unik dan langka. Unik karena menikmatinya harus didampingi teh, kopi, atau paling tidak air putih.
Sebab, hidangan yang akrab dijadikan camilan dalam segala suasana ini rawan membuat orang tersedak atau ta'sakko (Bahasa Makassar).
Baca Juga: Mitos Dibalik Tanaman Kelor, Ternyata Banyak Manfaatnya Lho Buat Kesehatan
Langka karena sudah tidak dijual di warung-warung dan sudah jarang dibuat oleh keluarga, karena telah tergantikan cemilan modern.
Becce laung pernah menjadi cemilan favorit keluarga Bugis-Makassar. Tahun 1960-1970, becce laung menjadi bekal wajib calon jamaah haji selain bajabu (abon ikan).
Dan bagi mahasiswa dari tanah Bugis yang merantau dan merasakan menjadi mahasiswa tahun 1980-1990, pasti si becce laung atau cakko-cakko menjadi bekal dari kampung.
Baca Juga: Marc Marquez Akan Jadi Pebalap Ducati Tahun 2025
Becce Laung berbahan beras dan kelapa muda yang dihilangkan kulit arinya lalu diparut memanjang, dan satu sendok teh garam.
Bagi yang ingin membuat dan kangen akan kudapan nan sederhana ini, Sulawesinetwork.com akan berbagi resep.
Kue Sakko-Sakko
Bahan-bahan:
- 250 gram tepung beras halus
- 1/4 butir kelapa muda, kupas kulit arinya, parut memanjang
- 1 sdt garam
- 1 butir telur ayam
Baca Juga: Berkedok Jastip Tiket Coldplay, Empat Pelaku Akhirnya Tertangkap di Sidrap
Cara Membuat: