Sulawesinetwork.com - Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin, menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang digelar di Masjid Nurul Iman Jatia, Kelurahan Lembang Gantarangkeke, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Jumat, 3 Oktober 2025.
Kehadiran Bupati disambut hangat oleh jamaah dan tokoh masyarakat setempat. Suasana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nurul Iman Jatia berlangsung penuh kekhidmatan.
Baca Juga: Launching Kebun MBG Terintegrasi, Gubernur Sulsel: SPPG Wajib Serap Pangan Lokal
Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat yang telah mengundangnya untuk hadir dalam peringatan Maulid tersebut.
Ia mengajak jamaah menjadikan momentum Maulid sebagai sarana introspeksi diri dan memperbanyak amal kebaikan dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW.
Baca Juga: Ketua PKK Sulsel Beri Rp300 Juta Total Hadiah untuk Kader di Jambore PKK 2025
"Atas nama Pemerintah Daerah, saya menyampaikan terima kasih atas undangan dan kebersamaan kita pada momentum yang penuh keberkahan ini. Mari kita jadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai ajang introspeksi diri, memperbanyak amal kebaikan, dan meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari".
Lebih lanjut, Bupati juga menyinggung isu-isu yang beredar di media sosial. Ia menegaskan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi, khususnya terkait pemberitaan mengenai isu dugaan keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca Juga: Kesejahteraan Petani Kian Meningkat, Nilai Tukar Petani September Tembus 124,36
"Kami berharap bapak dan ibu tetap tenang, tidak terpengaruh dengan isu-isu yang belum tentu benar, dan terus mendukung program pemerintah demi kebaikan bersama. Alhamdulillah di Kabupaten Bantaeng sendiri, hampir semua sekolah sudah menerima program MBG, dan banyak orang tua merasa senang karena anak-anak mereka bisa menikmati makanan bergizi di sekolah", ujarnya.
Selanjutnya, hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW pada acara tersebut disampaikan oleh Ustadz KM. Muslimin Bohari. Dalam tausiyahnya, beliau menjelaskan bahwa Maulid bukanlah syariah melainkan syiar.
Baca Juga: Kemenkes Pantau dari Dekat MBG, Mulai dari Bahan Baku hingga Efektivitas Program pada Siswa Sekolah
"Kalau syariah berbicara tentang dalil, ayat, hadits, sholat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan syiar, seperti Maulid dan Isra Mi’raj, tidak harus dicari ayatnya, yang terpenting adalah makna dari pelaksanaannya," tuturnya. (*)