Ia mengaku selama ini, jika ada sampah yang tidak tertangani, warga tidak tahu siapa petugas kebersihan yang dihubungi. Namun jika sudah dikelola pihak kelurahan maka warga lebih mudah melaporkan sampah yang tidak diangkut.
Selain persoalan sampah, Andi Utta juga meminta pihak kelurahan untuk lebih memaksimalkan lahan lahan kosong yang ada di kota Bulukumba dengan menanam tanaman jangka pendek seperti cabai dan sayur sayuran.
"Saya minta lurah lakukan koordinasi dengan pemilik lahan kosong, pinjam lahannya untuk ditanami. Terus edukasi warga untuk menanam. Ini untuk memperkuat ketahanan pangan kita," pintanya.
Baca Juga: Sydney Membara, Mimpi Piala Dunia Timnas Indonesia Terancam: Erick Thohir Beri Suntikan Semangat
Usai Musrebang dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan Safari Ramadan di Masjid Darul Munawwarah Kelurahan Tanah Kongkong.
Andi Utta Jelaskan Makna "Sampah"
Pada momentum Musrenbang dan Safari Ramadan ini, Andi Utta tidak hanya membahas soal penanganan sampah dalam kota Bulukumba. Ia juga sempat menyinggung kata "sampah" yang terlontar darinya saat sambutan pada acara buka puasa di Pantai Merpati, 3 Maret 2025 yang lalu.
Baca Juga: 'Mereka Lari Kencang!' Gelandang Australia Akui Gempuran Awal Indonesia Bikin Kaget
Dikatakan video yang beredar itu adalah video yang tidak utuh sehingga maksud dan konteksnya juga tidak terlihat secara utuh.
Saat itu, di awal sambutannya ia mengajak masyarakat untuk bersatu membangun Bulukumba. Ia lalu mengibaratkan persatuan dan kebersamaan itu dengan sebuah sapu lidi. Ada pepatah, yang mengatakan satu lidi itu gampang patah, tapi banyak lidi tidak mudah dipatahkan.
Kata dia, jika lidi itu hanya satu per satu dan berserakan maka lidi itu akan menjadi sampah atau tidak berguna. Sementara kalau lidinya banyak dan diikat atau disatukan maka lidi itu akan berguna sebagai sapu lidi untuk menyapu sampah.
Baca Juga: Tragedi Penalti Kevin Diks: Mimpi Buruk Timnas Indonesia di Sydney, Kluivert Meradang
Lebih jauh Andi Utta menjelaskan kata sampah itu lebih filsofis bahwa apa pun yang tidak berguna akan menjadi sampah. Termasuk para ASN atau pejabat yang tidak mau bersatu dan bekerja untuk membangun Bulukumba maka ia juga menjadi "sampah".
Bahkan menurutnya, bupati yang sudah diberi amanah, tidak memiliki inovasi dan tidak bekerja untuk kepentingan masyarakat bisa juga disebut sebagai "sampah"
"Bupati yang tidak bekerja dan tidak memberikan solusi untuk masyarakat juga adalah "sampah"," kata Andi Utta.