Dia juga mengingatkan bahwa kewaspadaan terhadap potensi pelanggaran harus tetap terjaga. Sehingga sehingga seluruh stakeholders, termasuk pemerintah dan partai politik, dapat lebih proaktif dalam menjaga situasi agar tetap kondusif.
Baca Juga: Pengesahan AKD DPRD Selayar Dipertanyakan, NasDem dan PKS Minta Klarifikasi Aturan
Menurut Mardiana, meskipun Sulsel termasuk wilayah yang relatif aman setelah pemilu kemarin, masih ada tantangan yang harus dihadapi.
"Harapan kami adalah situasi pemilihan kali ini bisa lebih baik dan memberikan hasil yang positif bagi Sulawesi Selatan," ucap dia.
Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad melanjutkan jika pentingnya pemetaan dalam strategi pencegahan pelanggaran pemilu.
Baca Juga: 100 Persen Kuota PPPK 2024 untuk Non-ASN, Seleksi Dimulai September!
Menurut Saiful, strategi utama Bawaslu adalah memaksimalkan pencegahan agar program-program yang dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
"Kami ingin memastikan bahwa pencegahan tidak hanya bersifat umum, tetapi juga spesifik sesuai dengan kondisi yang ada di setiap daerah," ujar Saiful.
Dalam konteks daerah rawan, Saiful mengungkapkan bahwa setiap daerah memiliki tingkat kerawanan yang berbeda.
Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2024 Membludak: Lebih dari 3 Juta Pelamar, Sejumlah Kementerian Sepi Peminat
“Sulsel memiliki tantangan khusus, terutama terkait dengan netralitas ASN. Daerah seperti Bulukumba menunjukkan kerawanan tinggi, namun daerah dengan kerawanan rendah juga tetap perlu diawasi,” kata dia.
Saiful juga mencatat bahwa pada pemilu sebelumnya, beberapa daerah seperti Parepare dan Palopo menunjukkan kerawanan tinggi.
“Meski belum ada pencalonan, daerah-daerah ini sudah menunjukkan potensi kerawanan, sehingga perlu perhatian khusus,” kata dia.
Menurut Saiful, Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani potensi pelanggaran.