Sulawesinetwork.com - Sidrap atau Sidenreng Rappang adalah kata yang sudah tidak asing lagi di pendengaran mereka yang berada di lingkup Sulawesi Selatan.
Kabupaten Sidenreng Rappang atau bagi masyarakat Sulawesi Selatan lebih mengenalnya dengan singkatan Kabupaten Sidrap.
Sidrap merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai lumbung padi.
Baca Juga: Kalahkan Indonesia 0-2, Argentina Gempur Ketangguhan Pertahanan Skuad Garuda
Juga dikenal sebagai masyarakat yang cara bicaranya kasar dan suaranya yang keras, sampai ada ungkapan yang menyatakan ”Lebbimoi Nacairiyye To Bone, Naiyya Nabicie To Sidenreng”.
Artinya, lebih baik dimarahi oleh orang Bone daripada dibisik oleh orang Sidenreng Rappang.
Walaupun begtu, bagi orang yang menyalami secara mendalam hati dan karakter masyarakat Sidenreng Rappang pasti akan berkata, ”Naiyya To Sidenreng Rappengnge Garagaji Timunna, Sabbe Atinna.”
Baca Juga: Jangan Sampai Lupa! Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijjah 1444 H
Artinya, sesungguhnya orang Sidenreng Rappang bibirnya ibarat gergaji namun hatinya selembut sutra.
Maknanya, tegas tapi bijaksana, keras budi bahasa tetapi halus budi pekerti.
Menurut sejarah, Sidenreng Rappang awalnya terdiri dari dua kerajaan, masing-masing Kerajaan Sidenreng dan Kerajaan Rappang.
Baca Juga: Warga Terdampak Bencana Datangi Rujab Bupati, Geografis Herlang Kekurangan Tanaman Jangka Panjang
Dalam manuskrip Lontara Sidenreng-Rappang menggambarkan bahwa penduduk di Kerajaan Sidenreng dan Rappang hanya dapat dibedakan saat panen padi, yang memanen padinya ke arah utara itulah rakyat Rappang, sementara yang memanen padinya ke arah selatan itulah rakyat Sidenreng.
Selain itu, kedua rajanya juga pernah berikrar. “Mate ele’i Rappang, mate aruwengngi Sidenreng. Mate aruwengngi Rappang, mate ele’i Sidenreng.”