Seni Rupa Makassar di Titik Nadir: Kritik Tajam Seniman terhadap Biennale yang Melenceng

photo author
- Selasa, 5 Agustus 2025 | 14:16 WIB
Sejumlah seniman Makassar mendiskusikan kondisi seni rupa saat ini.
Sejumlah seniman Makassar mendiskusikan kondisi seni rupa saat ini.

Praktik ini dinilai sebagai pelanggaran hukum dan merupakan bentuk nyata manipulasi anggaran publik.

Strategi Jimpe juga dituding telah mengesampingkan seniman senior dengan merekrut generasi muda (milenial dan Gen Z) dengan imbalan yang minim, seperti kaus dan tumbler.

Langkah ini dianggap merusak fondasi komunitas seni rupa dan mengganti para seniman berdedikasi dengan lapisan baru yang kurang memahami esensi seni.

Baca Juga: Titiek Soeharto Dukung Langkah Tegas Pemerintah Tindak Pengoplos Beras

Merasa forum mereka direbut, para seniman Makassar bersatu dan menyerukan perlawanan. Langkah-langkah yang disepakati antara lain:

  • Mengambil alih kembali Yayasan Makassar Biennale dari kepemimpinan yang dianggap tidak sah.
  • Menggelar biennale tandingan sebagai bentuk "pernyataan sikap politis" untuk membuktikan bahwa biennale versi Jimpe tidak otentik.
  • Melaporkan dugaan manipulasi dana publik ke Kejaksaan atau KPK.

Baca Juga: Info GTK: Kemendikbudristek Salurkan Insentif Guru Non-ASN 2025, Ini Cara Cek Syarat dan Jadwal Pencairan

Gerakan ini bukan sekadar kritik terhadap satu individu, melainkan upaya kolektif untuk merebut kembali integritas, etika, dan esensi seni rupa Makassar yang dianggap telah dihancurkan.

Mereka bertekad memastikan Makassar Biennale kembali menjadi wadah yang benar-benar memajukan seni rupa, bukan alat untuk kepentingan pribadi. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muh Akbar Syam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X