Sulawesinetwork.com - Anggota DPRD Bulukumba, Dr. Supriadi, menyampaikan kritik pedas terhadap Perum Bulog Bulukumba terkait lambannya penyerapan jagung petani di tengah masa panen raya.
Padahal, pemerintah pusat telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram untuk melindungi petani dan memperkuat stok pangan nasional.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi II DPRD Bulukumba, terungkap bahwa Bulog Bulukumba hingga saat ini belum melakukan pembelian jagung sama sekali.
Baca Juga: Heboh Isu Ridwan Kamil Selingkuh, Deddy Corbuzier Sindir Pedas Netizen: Detektif Dadakan!
Pimpinan Bulog Bulukumba, Farid Nur, beralasan pihaknya masih fokus pada pengadaan gabah sebagai prioritas utama.
Sikap Bulog ini sontak menuai kekecewaan dari Supriadi.
Legislator PKS dari daerah pemilihan Bontotiro-Bontobahari ini menegaskan bahwa Bulog seharusnya tidak mengabaikan jagung, mengingat saat ini petani di wilayah timur Bulukumba sedang panen raya.
Baca Juga: Garuda Muda Siapkan Mental Baja dan Taktik Jitu Hadapi Korut di Perempat Final Piala Asia U-17!
"Jagung jangan dinomorduakan. Petani sedang panen. Kalau Bulog mengabaikan jagung, berarti mengabaikan instruksi negara," ujarnya dengan nada tegas.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulukumba, Muhammad Tayeb, mengungkapkan bahwa luas lahan jagung di Bulukumba mencapai 13 ribu hektare dengan potensi produksi lebih dari 70 ribu ton.
Ironisnya, harga jagung di tingkat petani justru anjlok drastis hingga menyentuh angka Rp2.500 per kilogram.
Baca Juga: Nokia N75 Max vs N95 Max: Mana yang Lebih Unggul di Jaringan 5G dan Performa Chipset Snapdragon
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan bertolak belakang dengan semangat pemerintah pusat untuk mewujudkan swasembada pangan serta melindungi kesejahteraan petani lokal.
Supriadi pun mendesak Bulog Bulukumba untuk segera bergerak cepat menyerap hasil panen jagung petani sesuai dengan HPP yang telah ditetapkan, demi menghindari kerugian yang lebih besar bagi para petani di Bulukumba.