viral

Kenali Faktor Meninggal Usia Muda Karena Penyakit Jantung Serta Pencegahannya

Senin, 12 September 2022 | 14:30 WIB
Ilustrasi Henti Jantung VS Serangan Jantung (Pixabay)

3. Kolesterol tinggi.
Biasanya ditandai dengan kolesterol totalnya diatas 200 atau LDL (kolesterol jahat) diatas 150 yang dapat menyebabkan sumbatan.

Baca Juga: Lelaki Ini Meminta Saran dari Khalid Basalamah Saat Istrinya Didekati Pria Lain, Begini Jawaban Sang Ustadz

4. Merokok.
Rokok ia sebut mengandung zat yang dapat menyebabkan iritasi pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terbentuknya kerak.

5. Faktor keturunan.
Faktor genetik yang menyebabkan pembuluh darah seseorang gampang terbentuk kerak.

Rizky menambahkan jika seseorang terkena serangan jantung maka sakit dada pada pasien biasanya terjadi lebih dari 20 menit.

Gejala lainnya adalah keringat dingin, mual sampai muntah, keringat sampai membasahi baju, merasa tercekik, dan merasa pegal.

- Sindrom Brugada

Selain disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah koroner secara tiba-tiba, kematian mendadak akibat gangguan jantung juga dapat disebabkan oleh Sindrom Brugada pada pasien yang terlihat sehat.

Sindrom Brugada adalah gangguan irama jantung akibat kelainan genetik. Ibarat mesin yang memiliki sistem listrik di dalamnya, pasien yang mengidap sindrom brugada juga mengalami gangguan aliran listrik pada jantungnya.

"Jadi kalau misalnya pada pasien pasien dengan brugada sindrom itu dia sistem listriknya lebih rentan untuk korslet dibandingkan dengan orang normal. Nah, korslet ini bisa menyebabkan sudden cardiac death, bisa berhenti mendadak walaupun tadinya tidak ada apa-apa," jelas Rizky.

Menurut Rizky, kedua masalah jantung ini dapat diidentifikasi melalui EKG (Elektrokardiogram).

"Kalau misalnya pasien datang ke UGD dengan sakit dada itu darimana apakah dari brugada yang mengalami masalah atau dari serangan jantung yang tadi saya ceritakan dari awal, itu bisa dilihat dari EKG," jelasnya.

Lebih jauh, Rizky juga menuturkan bahwa orang yang terlihat sehat sangat mungkin terkena risiko serangan jantung karena "persepsi sehat menurut pasien belum tentu benar-benar sehat".

"Misalnya orang dengan merokok dia sehat tapi sebenarnya pembuluh darahnya udah jelek tapi belum bergejala atau pasien dengan obesitas dia tidak tahu kalau dia sudah kayak gimana sebenarnya ga pernah cek, makannya masih berantakan dia merasa dirinya sehat tapi tiba-tiba sakit dada, nah itu dari identifikasi faktor resiko awal itu yang sebenarnya masih sering missed," tambah Rizky.

- Pencegahan

Halaman:

Tags

Terkini