ragam

5 Agustus 1991 Sifat Karakter dari Senin Kliwon Pahing Menurut Kitab Primbon Jawa, Ternyata Seperti Ini

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 09:18 WIB
5 Agustus 1991 Sifat Karakter dari Weton Mingggu Pahing Menurut Kitab Primbon Jawa (Pinterest)

Dalam Pranata Mangsa bertepatan dengan Mangsa Karo itu diibaratkan bak "Bantala Rengka" atau "Tanah Retak". Karena pada saat itu kekurangan air, musim kemarau sehingga sawah dan ladang kekeringan menimbulkan tanah berbongkah (Bhs.Jawa = Nela) dan gersang.

Batara Sakri mempunyai sifat: berwatak keras hatl, tetapi budinya luhur serta mantap. Dalam segala tindakannya pasti dan tidak ragu lagi.

Tutur katanya sopan, jalan pikirannya cemerlang, cerdas dan cerdik. Segala yang dikerjakannya cepat diselesaikan dengan baik dan rapi.

Dengan sifat itulah maka dia mudah sekali mengambil hati orang lain, khususnya atasannya. Tentang keberuntungan, dia selalu cepat mencapai sukses, tetapi sombong. Hal itu karena dia menginginkan supaya tidak banyak dikerumuni orang-orang yang tidak berkepentingan.

Karirnya terus menanjak, banyak dicintai kawan sekerja maupun pimpinannya. Tetapi terkadang dia senang menyepi, menjauhi keramaian kalau sedang menghadapi sesuatu yang sangat pelik. Penyepiannya itu dimaksud untuk mengkonsentrasikan pikiran dalam menuntaskan kasus-kasus yang menjadi problemnya.

Dapat menjadi kaya, dan kekayaan itu diperoleh karena hasil jerih payahnya sebagai seorang pejabat.

Bukan karena korupsi ataupun menipu. Karena dia sangat berhati-hati mempergunakan harta kekayaannya, berhati-hati pula menjaga reputasinya dikalangan publik.

Orang yang di bawah naungan Batara Sakri pun akan sama segala-galanya dengan Batara tersebut. Baik sifat, watak, perbuatan, dan kemauannya. Karena daya kosmis yang terpancar sejak jabang bayi terlahir, maka daya kosmis yang telah terpengaruh oleh daya gaib Batara Sakri. Terpadulah daya hidup dan menghidupkan dalam diri jabang bayi tadi sebagai Batara Sakri yang terlahir di Bumi.

Bukan orang Karo kalau dia termenung di rumah, karena sifat orang kelahiran Mongso karo ini selalu bergerak lincah dan tidak mau berhenti. Maka diibaratkan bak "Badai dan Pancawarna menerjang alam, selalu bergerak cepat dan luas pandangannya, tetapi lembut hati".

Orang yang terlahir dalam Mongso Karo ini mempunyai prinsip hidup "Kejujuran". Disamping itu dia juga mempunyai sifat dan kepribadian yang kuat. Dia tak pernah melakukan "lempar batu sembunyi tangan". Apapun yang dia lakukan kalau ini salah maka dia berani untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya itu. Dia mempunyai kekuatan yang luar biasa, baik kekuatan fisik maupun kekuatan rohani. Dia selalu mengambil barisan paling depan dalam membela kebenaran, dan membela kawan-kawannya.

Senang berterus terang, menegur seseorang dengan terus terang. Tanpa rasa takut, kalau sampai orang yang ditegurnya menjadi marah. Ditilik dari sikapnya itu, bisa digambarkan bahwa orang kelahiran mongso Karo ini dapatlah ditampilkan sebagai calon pemimpin besar yang selalu membela keadilan dan kebenaran.

Walaupun tidak semua orang kelahiran Mongso Karo ini menjadi pemimpin atau orang besar. Semua itu tentu saja tergantung dari berbagai faktor penentu lainnya. Faktor-faktor penentu itu merupakan elemen-elemen kehidupan, yaitu jam kelahiran, hari kelahiran, lingkungan hidup, pendidikan, dan keturunan. Kalau mereka mendapatkan pendidikan yang cukup baik, lingkungan hidup yang baik pula, penentu-penentu kebaikan lainnya yang cukup. Maka orang kelahiran Mongso Karo ini akan cukup berarti. Kebalikannya dari itu dia akan menjadi orang biasa dan pegawai rendahan, bahkan kuli panggul dan buta aksara. Walaupun begitu untuk orang Mangso Karo, tetap dapat dibedakan dengan orang kelahiran Mongso lainnya. Karena dia selalu menonjol dari kuli-kuli dan pegawei rendahan lainnya. Bahkan dia yang selalu akan tampil ka muka kalau terjadi sesuatu yang perlu pembelaan dan memerlukan seseorang untuk mempertanggung jawabkan sesuatu perbuatan kelompok itu.

Orang kelahiran Mongso Karo ini jarang marah, bukan berarti dia tidak dapat marah. Tetapi dia adalah orang yang berkepribadian kuat, maka kuat pula mengekang amarahnya. Tetapi bila dia sudah marah, akan marah sekali. Orang yang lahir mongso Karo ini pada umumnya tubuhnya kuat, jarang sakit. Tetapi kalau jatuh sakit, akan sulit disembuhkan. Maka harus selalu menjaga kesehatan.

ALAM SEMESTA
Musim yang datang pada Mangsa Karo bertepatan dengan tanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal 25 Agustus, berumur 23 hari. Dalam Horoskop Jawa dikiaskan bak "Bantala Rengka" artinya tanah berbongkah (Nelo = Bhs. Jawa), dikiaskan begitu karena pada saat itu keadaan air tanah memang sudah habis, disebabkan musim kemarau.

Keadaan alam benar-benar gersang, tetapi pohon-pohon randu dan mangga yang telah meranggas atau gundul mulai tampak bersemi kembali, sedangkan tanaman palawija banyak mendapat siraman tergantung pada pembagian air irigasi. Irigasi itupun bergantung dari volume waduk yang menyimpan air pada musim hujan. Asal tidak terjadi kemarau panjang maka pembagian air melalui irigasi itu akan berjalan dan mencukupi. Begitu pula air dari belik atau sendang, berguna pula untuk irigasi di desa-desa.

Halaman:

Tags

Terkini