Sulawesinetwork.com - Di tengah dominasi kelompok bisnis besar nasional seperti “9 Naga”, muncul fenomena baru yang tak kalah menarik: kebangkitan para taipan daerah yang dijuluki “9 Haji”.
Mereka bukan hanya pengusaha sukses di wilayah masing-masing, tetapi juga kekuatan baru yang sedang membentuk lanskap ekonomi Indonesia dari pinggiran ke pusat.
Berbeda dengan konglomerat lama yang terkonsentrasi di Jakarta dan sekitarnya, “9 Haji” tumbuh dari daerah-daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, hingga Maluku.
Baca Juga: 1 Juni: Mengenang Jejak 9 Tokoh Perumus Pancasila, Pilar Ideologi Bangsa
Mereka membangun bisnis dari nol dari sopir truk, pedagang es, hingga petani sawit dan kini mengendalikan industri strategis seperti tambang batubara, emas, semen, hingga otomotif.
Kisah mereka bukan hanya soal kekayaan, tetapi juga tentang bagaimana kekuatan ekonomi lokal bisa memberi dampak besar secara nasional.
Dengan aset triliunan rupiah dan lapangan kerja bagi ribuan orang, para “9 Haji” membuktikan bahwa daerah pun mampu melahirkan konglomerat kelas nasional yang layak diperhitungkan.
Baca Juga: Jangan Dibuang Dulu! Ini 5 Makanan yang Masih Aman Dikonsumsi Meski Sudah Kadaluwarsa
1. Haji Isam (Kalsel) – Mantan sopir truk ini kini menjadi Raja Batubara lewat Jhonlin Group, merambah ke sawit, biodiesel, pelabuhan, hingga penerbangan pribadi.
2. Hadji Kalla (Sulsel) – Kalla Group, dinasti otomotif dan logistik terbesar di Indonesia Timur, tetap menjunjung nilai lokal dalam ekspansi bisnisnya.
3. Haji Aksa (Sulsel) – Pendiri Bosowa Group, dari penjual es balok jadi raja semen dan infrastruktur nasional.
Baca Juga: Internet Tercepat Di Dunia! Tinggalkan 5G, China Melompat Ke 10G, Unduh Film 4K Cuman 20 Detik
4. Haji Rasyid (Kalteng) – Pemilik Citra Borneo Indah, taipan sawit kontroversial tapi dermawan di tanah kelahirannya.
5. Haji Leman (Kalsel) – Pendiri Hasnur Group, warisan bisnis multisektor dari batubara hingga sepak bola, diwariskan ke generasi anak-anaknya.