Sulawesinetwork.com - Di balik layar gemerlapnya dunia pendidikan, sebuah ancaman serius tengah mengintai. Efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah memberikan pukulan telak bagi sektor pendidikan vokasi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kondisi 'Sangat Tertekan'
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, dengan terus terang menggambarkan kondisi yang dihadapi sektor vokasi sebagai 'sangat tertekan'. Anggaran yang semula dialokasikan sebesar Rp1,927 triliun, kini menyusut drastis menjadi hanya Rp1,408 triliun.
Dampak yang Merata
Efisiensi ini berdampak pada berbagai program krusial, termasuk Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. Anggaran untuk program ini merosot tajam dari Rp1,195 triliun menjadi hanya Rp132,4 miliar.
Akibatnya, program-program penting seperti sertifikasi kompetensi siswa SMK, pengembangan SMK Pusat Keunggulan, dan pelatihan bagi pendidik vokasi harus dikorbankan.
Baca Juga: IKN Tidak Mangkrak: Basuki Ungkap Rencana dan Anggaran Fantastis untuk Tahap 2!
Ironi di Balik Prioritas
Ironisnya, di saat pendidikan vokasi dan SMK menjadi tumpuan harapan untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja dan berdaya saing, anggaran justru dipangkas habis.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai komitmen pemerintah terhadap pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Baca Juga: Arab Saudi Larang Anak-Anak Beribadah Haji Mulai Tahun 2025: Prioritaskan Keselamatan Jemaah
Harapan di Tengah Keterbatasan
Meskipun demikian, Kemendikdasmen tidak tinggal diam. Berbagai upaya mitigasi telah disiapkan, termasuk mengubah skema kegiatan menjadi daring, mengusulkan penambahan anggaran untuk program prioritas, dan menjalin kerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK).