nasional

Danantara Indonesia Perkuat Kolaborasi Geothermal Pertamina-PLN untuk Akselerasi Transisi dan Ketahanan Energi Nasional

Selasa, 5 Agustus 2025 | 21:28 WIB
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pertamina, PLN, dan Danantara Indonesia terkait pengembangan energi panas bumi untuk mendukung transisi energi nasional di Jakarta, Selasa (5/8/2025). (Foto: Istimewa)

Sulawesinetwork.com - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (“BPI Danantara” / “Danantara Indonesia”) melalui PT Danantara Asset Management (Persero) memfasilitasi kerja sama strategis antara PT Pertamina (Persero) (“Pertamina”) dan PT PLN (Persero) (“PLN”) dalam pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik sebagai bagian dari agenda ketahanan energi nasional dan percepatan transisi menuju energi bersih.

Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding / “MoU”) yang menetapkan kerangka awal kerja sama dan akan dirumuskan lebih lanjut melalui dokumen kerja sama resmi para pihak terkait.

Inisiatif ini mendukung pencapaian Kebijakan Energi Nasional, Enhanced Nationally Determined Contribution (“ENDC”) 2030, serta visi Net Zero Emission 2060, dengan memaksimalkan pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi baru dan terbarukan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,12 Persen di Q2 2025, Didorong Sektor CPO dan Farmasi

Kerja sama antara PLN melalui PT PLN Indonesia Power (“PLN IP”) dan Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy, Tbk. (“PGE”), dituangkan dalam Head of Agreements yang difasilitasi oleh Danantara Indonesia, merupakan bagian integral dari strategi nasional untuk membangun sistem energi yang tangguh, berkelanjutan, dan berbasis sumber daya dalam negeri.

Adapun kesepakatan antara pihak-pihak terkait telah disetujui lewat Consortium Agreement, khususnya untuk Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.

Pendekatan terarah dan konsisten ini menegaskan peran Danantara Indonesia sebagai lokomotif transformasi energi dan penjaga kedaulatan ekonomi nasional. Sebagai entitas yang mengemban mandat untuk mengelola aset-aset strategis negara secara terintegrasi dan bernilai tambah, Danantara Indonesia menjalankan peran strategis dalam memastikan kerja sama ini tidak hanya mendorong efisiensi operasional dan keberlanjutan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan energi nasional dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Baca Juga: 3 Bos PT Padi Indonesia Maju Jadi Tersangka Kasus Beras Oplosan

Rosan Roeslani, CEO Danantara Indonesia , menyampaikan: “Pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional dalam memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon. Kami berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional. Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi Indonesia.”

Kerja sama ini bertujuan mengkaji potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi, baik melalui inisiasi proyek baru maupun percepatan penyelesaian proyek eksisting. Inisiatif ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pencapaian target energi nasional melalui kolaborasi pengelolaan sumber daya antara Pertamina dan PLN.

Ruang lingkup kemitraan mencakup perumusan skema kerja sama yang optimal, pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (“WKP”) milik masing-masing pihak, penyelarasan dan percepatan implementasi proyek, pelaksanaan studi kelayakan teknis dan komersial, serta pembentukan Tim Kerja Bersama dan Joint Committee sebagai forum koordinasi pelaksanaan.

Baca Juga: PSSI Rilis Skuad U-17 untuk Piala Kemerdekaan, Siap Tampil di Piala Dunia

Dalam kemitraan ini, sebanyak 19 proyek eksisting dengan kapasitas sekitar 530 MW akan diakselerasi melalui sinergi operasional dan koordinasi lintas entitas. Selain itu, para pihak sepakat untuk mengkaji potensi pengembangan tambahan, baik di wilayah kerja yang telah berproduksi maupun area prospektif baru. Secara keseluruhan, potensi kapasitas dapat mencapai 1.130 MW dengan estimasi nilai investasi hingga USD 5,4 miliar, mencerminkan skala strategis dan kontribusi konkret terhadap ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi bersih.

Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) , menyampaikan:

Halaman:

Tags

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB