kesehatan

Susu Nabati Meledak! Dari Gaya Hidup Sehat Jadi Mesin Cuan Miliaran

Rabu, 13 Agustus 2025 | 10:25 WIB
Ilustrasi susu nabati yang menjadi tren gaya hidup dan memunculkan peluang cuan untuk pengusaha UMKM. (Unsplash.com/WengangZhai)

Sulawesinetwork.com - Dulu cuma dianggap “minuman alternatif” untuk segelintir orang, kini susu nabati menjelma jadi primadona industri minuman global.

Dari kedai kopi rumahan sampai jaringan ritel raksasa seperti Dunkin’ Donuts, susu nabati bukan lagi menu tambahan tapi pilihan utama yang bikin omzet melonjak.

Pasarnya pun kian menggoda. Laporan Global Market Insights mencatat, nilai pasar susu nabati pada 2019 sudah tembus USD 12 miliar (Rp195 triliun) dan diproyeksikan tumbuh 11% per tahun hingga 2026.

Baca Juga: DPRD Bulukumba Siapkan Agenda Paripurna Pidato Kenegaraan, Rapat Bamus Putuskan Perubahan Jadwal

Bukan cuma tren gaya hidup sehat ini peluang bisnis yang bisa bikin pelaku usaha berenang di lautan cuan.

Susu kedelai, almond, dan kelapa sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Tapi di era 2000-an, mereka masuk mainstream berkat inovasi rasa, kemasan, dan strategi pemasaran yang ciamik.

Lihat saja Oatly, yang sukses mengubah susu oat jadi produk wajib di rak-rak supermarket dunia.

Baca Juga: Pengambilalihan Tanah Rakyat yang Nganggur Cuma Bercanda, Menteri ATR Minta Maaf

Namun tren cepat berubah. Almond, sang raja susu nabati, mulai ditinggalkan karena isu penggunaan air yang masif. Ini membuka pintu bagi pemain baru seperti pistachio, macadamia, mete, hingga biji bunga matahari.

Pemain Baru dengan Ide Gila (dan Laris)

  • Tache: Mengangkat pistachio yang hemat air 75% dibanding almond, dengan rasa creamy alami tanpa bahan tambahan.
  • Lattini: Membuat susu dari biji bunga matahari yang bebas alergen—menargetkan konsumen alergi kacang.
  • Koatji: Kreasi chef berbintang Michelin yang memadukan oat dan beras koji fermentasi untuk rasa lebih kompleks.

Baca Juga: Politikus Golkar Ini Akui Sulit Dapat Uang Halal sebagai Anggota DPR

Konsumen modern tak cuma mencari rasa, tapi juga cerita dan estetika. Produk dengan kemasan keren dan narasi brand yang kuat lebih mudah viral di media sosial.

Bayangkan susu nabati dari bahan khas Nusantara kacang hijau, singkong, bahkan sagu dikemas kekinian, dipasarkan lewat TikTok, dan dijual di kafe-kafe hipster. Modal inovasi + cerita lokal bisa jadi senjata pamungkas untuk menembus pasar internasional. (*)

Tags

Terkini