Sulawesinetwork.com - Ibnu Sina, atau dikenal juga dengan nama Avicenna, adalah seorang filsuf dan dokter Muslim terkemuka yang hidup pada abad ke-10.
Ia tidak hanya dikenal sebagai bapak kedokteran modern, tetapi juga sebagai peneliti jiwa manusia. Baginya, kesehatan mental adalah fondasi utama yang menyalakan kecerdasan seseorang.
Avicenna percaya bahwa kekuatan pikiran dan kejernihan jiwa adalah kunci untuk memahami dunia. Dalam karyanya, Al-Shifa, ia menulis, "Pengetahuan pertama manusia adalah ‘Aku ada’." Kesadaran diri ini adalah titik awal dari semua ilmu.
Baca Juga: Studi: Gen Z Merasa Tak Nyaman Melihat Ibu Menyusui di Ruang Publik
Ia bahkan merumuskan eksperimen pikiran “Manusia Melayang” untuk membuktikan bahwa jiwa adalah inti manusia yang tidak bergantung pada pancaindra.
Pemikiran Avicenna ini relevan dengan konsep kesehatan mental modern, di mana kesadaran diri menjadi pijakan untuk mengelola pikiran, emosi, dan tindakan.
Baca Juga: Pemkab Sinjai Peringati Hari Veteran Nasional, Kenang Jasa Pahlawan dan Ajak Teruskan Perjuangan
Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Tubuh yang sehat memberikan energi, sementara jiwa yang tenang memberikan arah.
Ia menegaskan, "Jiwa adalah kesempurnaan, dan tubuh hanyalah wadahnya." Avicenna percaya bahwa kecerdasan tidak hanya berasal dari pengetahuan, tetapi dari kemampuan jiwa untuk menerima dan mengolah kebenaran.
Baca Juga: Justin Hubner Gabung Fortuna Sittard, Ternyata Tolak Tawaran dari Klub Indonesia Ini
Pemikirannya telah jauh mendahului zamannya, dan hingga kini, ia tetap menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin memahami hubungan mendalam antara kesehatan mental dan kecerdasan manusia. (*)