Tempat ini sejatinya menjadi sebuah kebanggaan masyarakat Bone karena merupakan tanda dari sebuah peristiwa besar di tempat tersebut.
Situs ini sendiri telah ada sejak lama, sehingga menjadi bukti sejarah masa lampau yang melihat berbagai peristiwa di masanya.
Lokasi tersebut bahkan disebut sebagai tempat sakral karena telah menjadi saksi sejarah yang masih terawat hingga kini
5. Ma'baca-baca
Ma' Baca-baca berarti membacakan doa dihadapan hidangan makanan yang menjadi sebuah tradisi suku Bugis-Makassar, masih dilestarikan hingga kini.
Salah satunya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Ma'baca-baca umumnya dilakukan masyarakat saat Lebaran maupun dalam rangkaian acara ritual adat Bugis-Makassar, baik itu pernikahan, akikah, sunatan, hingga ketika ingin memasuki rumah baru.
Ritual Ma'Baca-baca ini biasanya dilakukan oleh orang yang dianggap sesepuh atau tokoh masyarakat dalam sebuah kampung atau orang yang dituakan dalam sebuah keluarga.
Dimana, dihadapan sesepuh akan dihidangkan makanan yang telah ditata dalam sebuah nampan yang orang Bugis menyebutnya 'Bakik', dilengkapi dengan tungku kecil yang disebut dupa-dupa yang berisikan bara api.
6. Bissu
Pada masa Kerajaan Bone, bissu menempati posisi terhormat di dalam masyarakat Bugis sebagai penasihat spiritual kerajaan, seorang bissu bukanlah orang sembarangan.
Bissu merupakan tokoh spiritual yang dianggap sakral oleh masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak zaman kerajaan.
Mereka dianggap sebagai sosok suci yang dapat menghubungkan manusia dengan dewa.
Bissu dalam budaya Bugis, khususnya keyakinan di masa lampau dipercaya sebagai manusia suci yang merepresentasikan 5 gender yang diakui dalam masyarakat Bugis, yakni laki-laki (oronai), perempuan (makkunrai), perempuan kelaki-lakian (calalai), laki-laki keperempuanan (calabai), dan Bissu.(*)