Sulawesinetwork.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sulsel 2024 menyisahkan banyak cerita.
Dimana ada 13 petahana dan keluarganya tumbang berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kegagalan itu disebabkan sejumlah faktor dan penyebab hingga akhirnya mereka tumbang di kontestasi.
Baca Juga: Mamuju: Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat yang Memiliki Keindahan Alam dan Budaya yang Kaya
Dari 24 Kabupaten/kota, tercatat sudah ada 21 daerah yang menyelesaikan rekapitulasi suara Pilkada Serentak 2024.
Hasilnya, ada 6 petahana dan 7 keluarga kepala daerah yang gagal meraih kemenangan.
Petahana yang tumbang itu yakni Syamsari Kitta di Takalar, Kartini Ottong di Sinjai, Yohanis Bassang di Toraja Utara, Budiman di Luwu Timur, Ilhamsyah Azikin di Bantaeng, dan Amran Mahmud-Amran di Wajo.
Baca Juga: Menjelajahi Mamasa: Keindahan Alam dan Budaya yang Mempesona di Sulawesi Barat
Sementara 7 keluarga petahana yang tumbang yakni, anak bupati Barru Suardi Saleh, Ulfah Nurulhuda; istri mantan wali kota Parepare Taufan Pawe, Ernawati; dan mantan bupati Sidrap Dolla Mando, Yusuf DM.
Selanjutnya, putra mantan bupati Enrekang Muslimin Bando, Mitra Fakhruddin; anak mantan bupati Luwu Basmin Mattayang, Arham Basmin.
Anak mantan wali Kota Palopo Judas Amir, Farid Kasim Judas; dan suami bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Muhammad Fauzi.
Baca Juga: Mengenal Provinsi Sulawesi Tenggara: Kendari, Komoditas Utama dan Surga Wisata Laut Wakatobi
Secara umum, petahana dan keluarga petahana tumbang karena dianggap gagal meraih simpati dari masyarakat saat menjabat.
Meski diakui setiap daerah memiliki alasan masing-masing penyebab mereka harus mengakui ketangguhan para penantang.