Sulawesinetwork.com - Sebuah kecelakaan tragis melibatkan mobil listrik Xiaomi SU7 terjadi di Provinsi Anhui, China, pada Sabtu (29/3/2025).
Insiden ini merenggut nyawa tiga mahasiswi dan menjadi kecelakaan pertama yang secara luas dilaporkan sejak peluncuran mobil listrik Xiaomi pada Maret 2024.
Tragedi ini pun memicu banyak pertanyaan mengenai keamanan fitur autopilot serta dampaknya terhadap industri mobil listrik.
Baca Juga: Waspada! Modus Penipuan Bantuan Donasi Catut Nama Gubernur Andi Sudirman
Mobil Xiaomi Melaju 116 Km/Jam dalam Mode Autopilot
Menurut laporan resmi dari Xiaomi yang dirilis pada Selasa (1/4/2025), mobil yang mengalami kecelakaan adalah Xiaomi SU7 versi standar, yang menggunakan sistem navigasi berbasis visi tanpa LiDAR.
Saat kejadian, kendaraan sedang berjalan dalam mode Navigation on Autopilot (NOA) dengan kecepatan 116 km/jam. Sayangnya, mobil mendekati zona konstruksi yang memblokir jalur.
- Sistem autopilot Xiaomi mengeluarkan peringatan dan mulai memperlambat kendaraan.
- Pengemudi mengambil alih kendali dan menekan rem, tetapi mobil tidak berhenti sepenuhnya.
- Mobil tetap bertabrakan dengan tiang beton pada kecepatan 97 km/jam.
Mobil Terbakar, Penumpang Terjebak di Dalam?
Setelah tabrakan, media Car News China melaporkan bahwa mobil terbakar dan pintu tidak bisa dibuka, membuat penumpang terjebak di dalam
Namun, Xiaomi membantah klaim tersebut. Mereka menegaskan bahwa setiap pintu SU7 dilengkapi dengan pegangan darurat mekanis, yang tetap berfungsi meskipun baterai mobil mengalami kerusakan.
Meski begitu, fakta bahwa tiga mahasiswi kehilangan nyawa dalam kecelakaan ini tetap menimbulkan kekhawatiran besar.
Dampak Besar: Saham Xiaomi Anjlok
