Di Indonesia sendiri, tanaman ini memang banyak tumbuh dan dibudidayakan. Masyarakat Indonesia kerap menggunakannya sebagai jamu maupun dijadikan sayur.
Baca Juga: Cuma Pakai WhatsApp dan Google, HP Hilang Bisa Dilacak, Begini Caranya
4. Kandungan daun kelor
Daun kelor mengandung banyak senyawa, seperti polifenol. Senyawa polifenol utama dalam daun kelor adalah flavonoid dan asam fenolat.
Dikatakan bahwa flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas atau melalui kemampuannya mengelat logam.
Studi epidemiologis juga konsisten mengungkapkan bahwa asupan tinggi flavonoid memiliki efek protektif terhadap banyak infeksi dan penyakit degeneratif, misalnya kanker.
Baca Juga: Ironis! Seorang Kakek di Tana Toraja Cabuli Anak Dibawa Umur
Kemudian, Affandi (2019) menjelaskan, daun kelor kering mengandung 19 asam amino, 10 di antaranya sebagai asam amino penting.
Asam amino itu terdiri dari treonina, tirosina, metionina, valina, fenilalanina, isoleusina, leusina, histadina, lisina, dan triptofan.
Selain itu, daun kelor kering juga mengandung unsur makro, yakni kalsium sebesar 3,65 persen, potasium sebesar 1,50 persen, dan fosfor sebesar 0,30 persen.
Kelor merupakan tanaman yang kaya akan sumber protein, zat besi, vitamin C, dan nutrisi penting lainnya.
Baca Juga: Tunjangan Insentif Guru PAI Non PNS Disahkan, Catat Ini Tanggal Pencairannya dan Besaranya
5. Manfaat daun kelor bagi kesehatan
World Health Organization (WHO), Organisasi Kesehatan Dunia, dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menobatkan pohon kelor sebagai The Miracle Tree setelah menemukan banyak manfaat penting dari daun kelor.
Tanaman ini pun telah dikenal selama berabad-abad untuk pengobatan.