Bajiki Ni Pare, Sebutan Nama Tanah Kelahiran Presiden Indonesia Ketiga yang Kini Disebut Kota Parepare

photo author
- Kamis, 10 Agustus 2023 | 13:37 WIB
Monumen Habibie Ainun di Kota Parepare (@MesinKetik)
Monumen Habibie Ainun di Kota Parepare (@MesinKetik)

Sulawesinetwork.com - Kota Parepare sangat terkenal sebagai tanah kelahiran Presiden Indonesia yang ketiga, yaitu BJ. Habibie.

Selain menjadi kota kelahiran BJ Habibie, Kota Parepare juga memiliki sejarah yang menarik untuk diulas.

Diawal perkembangannya dataran tinggi yang sekarang ini, yang disebut Kota Parepare, dahulunya adalah merupakan semak-semak belukar yang diselang-selingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring tempat tumbuhnya semak-semak tersebut secara liar dan tidak teratur, mulai dari utara (Cappa Ujung) hingga ke jurusan selatan kota.

Baca Juga: Kepala Daerah se-Indonesia Berkumpul di Pantai Tanjung Bira Sulawesi Selatan, Ada Hengky Kurniawan

Kemudian dengan melalui proses perkembangan sejarah sedemikian rupa dataran itu dinamakan Kota Parepare.

Lontara Kerajaan Suppa menyebutkan, sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa meninggalkan Istana dan pergi ke selatan mendirikan wilayah tersendiri pada tepian pantai karena hobbynya memancing.

Wilayah itu kemudian dikenal sebagai kerajaan Soreang, kemudian satu lagi kerajaan berdiri sekitar abad XV yakni Kerajaan Bacukiki.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih, Kabupaten Bulukumba Memiliki Sejumlah Fakta Menarik

Dalam satu kunjungan persahabatan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tonapaalangga (1547-1566) berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang.

Sebagai seorang raja yang dikenal sebagai ahli strategi dan pelopor pembangunan, Kerajaan Gowa tertarik dengan pemandangan yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut “Bajiki Ni Pare” artinya “Baik dibuat pelabuhan Kawasan ini”.

Sejak itulah melekat nama “Parepare” Kota Pelabuhan.

Baca Juga: Penerimaan CPNS 2023 Dibuka! Berikut Link Jadwal Pendaftaran

Parepare akhirnya ramai dikunjungi termasuk orang-orang melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa.

Melihat posisi yang strategis sebagai pelabuhan yang terlindungi oleh tanjung di depannya, serta memang sudah ramai dikunjungi orang-orang, maka Belanda pertama kali merebut tempat ini kemudian menjadikannya kota penting di wilayah bagian tengah Sulawesi Selatan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sytha AR

Sumber: pareparekota.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X