Ia mengambil telepon genggam milik Juwita dan menghancurkannya. Tindakan ini semakin menguatkan dugaan bahwa ponsel tersebut menyimpan bukti penting, termasuk dugaan pemerkosaan yang sebelumnya dialami korban oleh pelaku.
Penemuan jasad Juwita pada Sabtu, 22 Maret 2025 oleh warga sekitar sempat menimbulkan dugaan kecelakaan tunggal akibat rekayasa yang dilakukan Jumran.
Baca Juga: Kabar Gembira ASN! Tak Perlu Buru-buru Ngantor 8 April, Ini Kata Resmi PANRB
Namun, kejelian dan kecurigaan pihak berwajib terhadap sejumlah kejanggalan akhirnya mengungkap fakta sebenarnya bahwa Juwita adalah korban pembunuhan berencana.
Terungkapnya taktik licik Jumran dalam menghilangkan jejak ini semakin mempertegas betapa keji perbuatan pelaku.
Reka ulang adegan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh kepada penyidik untuk segera menuntaskan kasus ini dan membawa Jumran ke pengadilan agar mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan kejinya.
Kasus ini menjadi pelajaran pahit tentang pentingnya kehati-hatian dan kewaspadaan, serta menuntut penegakan hukum yang adil bagi korban dan keluarganya.(*)